Kemudian menyusul gedoran lagi dan gedoran
yang semakin kasar lagi. Dengan gemetar dan ketakutan yang hebat kedua pengantin
pria dan wanita itu serta merta menarik selimut seakan dapat bersembunyi sambil
menutupi ketelanjangannya.
Dan akhirnya terdengar tendangan-tendangan yang
sangat kuat. Pintu kamar tidur itu jebol. Daun pintunya terbanting ke lantai
dengan mengeluarkan suara yang sangat keras. Danny dan Lia menggigil. Mata
mereka terpaku tajam ke arah lubang pintu yang telah jebol tebuka itu.
Mereka melihat ada 2 orang bertopeng setengah telanjang kecuali
cawat-cawat mereka yang menutupi aurat mengayun-ayunkan kapak di tangannya. D
& L semakin ketakutan, menggigil gemetar. Kedua orang itu menutupi kepalanya
dengan semacam rajutan kaos gelap, persis seperti yang terjadi di film-film
kriminal atau peristiwa-peristiwa teror di TV. Yang nampak hanya mata mereka
yang beringas dan suara mereka yang terdengar keras, kasar dan brutal.
'Ho, ho, ho, ha, ha, ha.., rupanya sepasang pengantin cantik dan tampan
ini sedang bercumbu.. uhh.. Uhh nikmatnya nihh..'.
Kemudian salah satu dari
mereka mendekat ke ranjang. Dengan kekuatan tangannya dia renggut selimut yang
menutupi Danny dan Lia. Dengan sekali renggut selimut itu langsung terbuka dan
tampaklah Danny dan Lia yang bugil saling berpelukan histeris. Langsung
dilemparkannya selimut itu ke lantai.
'Ampuunn Paakk.. Jangan
diapa-apakan kamii.. ampunn.. a.. mpuunn ..', Lia menangis dan gagap karena
didera ketakutan yang amat sangat.
Seolah-olah tidak mendengar suara-suara
iba tersebut, ketakutan maupun sikap protes dari Danny dan Lia, kedua orang itu
langsung membuka kedoknya. Dan betapa terperanjatnya Danny dan Lia ketika
melihat siapa kedua begundal itu.
Mereka adalah Tory dan Pedro yang
sebelumnya dianggap sangat santun dan menyenangkan oleh pasangan D & L ini.
Tanpa dapat dicegah lagi Danny yang dalam keadaan bugil langsung bangkit
hendak mengamuk dan melawan kedua orang itu. Tapi dari penglihatan sepintas
sudah jelas, Danny bukanlah lawan mereka berdua. Tubuh Tory dan Pedro yang kekar
dan penuh otot bukan lawan Danny. Dengan mudah dia dilumpuhkan, tangan-tangan
kuat Pedro meringkusnya kemudian kedua tangan dan kaki Danny diikat dan tubuhnya
dibiarkan tergeletak di lantai.
Mereka tidak mengacuhkan segala protes,
hujatan dan caci maki Danny. Dengan tertawa penuh kemenangan mereka merasa puas
dengan lancarnya perbuatan keji mereka. Selanjutnya Tory dan Pedro lebih
tertarik untuk memusatkan perhatian pada pengantinnya yang cantik, yang juga
bugil dan tanpa daya tergolek di ranjangnya. Permohonan ampun dan tangisan
ketakutan penuh pilu dari bibir mungil Lia sama sekali tidak menggetarkan hati
para begundal itu. Mungkin hati mereka memang telah mereka buang jauh-jauh.
Tangan-tangan Tory dan Pedro tidak sabar lagi untuk menjamah tubuh
cantik mulus Lia itu. Tapi saat Pedro mendekat untuk meraih pahanya, tanpa dia
duga kaki Lia menendang matanya. Gelagapan dan kepedihan pada matanya membuat
Pedro terduduk sambil menutup mukanya. Melihat hal itu dengan sigap Tory
langsung merangkul Lia. Pengantin yang berontak dan berteriak-teriak histeris
ketakutan itu ditindihnya. Tubuh putih mulus telanjang itu dipeluk dan
diringkusnya tanpa banyak kesulitan, bahkan nampaknya Tory ini sangat menikmati
apa yang harus dia lakukan. Tangan kanan Lia direnggutnya. Dia keluarkan tali
dari kantongnya. Tangan itu diikatnya kuat-kuat ke tiang bagian atas ranjang
itu. Dan tangan kirinya kembali direnggut untuk diikatkan ke tiang ranjang di
bagian sebelah atas yang lain.
Tentu saja Lia yang dilanda ketakutan
yang amat sangat langsung berontak dan meronta seperti kuda betina yang liar.
Kaki-kakinya menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya. Tapi semua
perlawanan itu hanya sia-sia. Kaki-kaki itu, oleh Pedro yang sudah baik matanya
direnggut dan diikatkannya ke kaki ranjang bagian bawah kanan dan kiri.
Peristiwa itu sungguh menjadi penampakkan yang sangat erotis baginya. Lia,
sang pengantin, bidadari yang mulus, dewi berkulit kuning putih tanpa cacat,
perempuan jelita yang mengamuk dengan liar, melawan dua begundal setengah
telanjang dengan tubuh hitamnya yang berkilat karena keringatnya. Para begundal
brutal itu nampak kewalahan saat meringkus Lia.
Dengan cara merangkulkan
tangan-tangannya serta menekankan wajah-wajah mereka sekenanya pada tubuh yang
sangat merangsang birahi milik si jelita, Tory dan Pedro memerlukan kerja keras
sambil menikmati sensual tubuh Lia. Akhirnya sang korban yang jelita itu
benar-benar tak berdaya. Dan kini, kaki dan tangan Lia telah terikat kuat-kuat
pada ranjang pengantinnya. Dan untuk keberhasilannya, para pendatang brutal itu
langsung disuguhi pemandangan yang sangat spektakuler, merangsang dan erotis
sekali. Tangan Lia yang terikat ke bagian atas kanan dan kiri ranjang membuat
ketiaknya yang indah nampak terbuka.
'Uuhh.. Akan kubenamkan hidungku ke
lembah ketiakmu yang indah itu.. lidahku, bibirku akan menjilati dan menyedotmu
Liaa..', begitu begitu pikir begundal-begundal tersebut.
Dan paha Lia yang
kini telah mengangkang terbuka, memamerkan memeknya yang ranum menggunung yang
langsung mendongkrak nafsu birahi kedua serigala lapar dan brutal itu. Keduanya
tercekat menyaksikan dengan penuh takjub kemaluan Lia yang ditutupi bulu-bulu
tipis merekah yang seakan menunggu jamahan tangan-tangan kasar mereka atau
jilatan lidah dan sedotan bibir tebal mereka atau bahkan tusukan kontol-kontol
kedua begundal brutal itu.
Tak tahan menyaksikan tindakan brutal yang
dilakukan Pedro dan Tory pada istrinya, Danny berteriak-teriak dengan harapan
ada orang lain yang mendengarkannya di tengah hutan sepi itu. Ulah itu hanya
jadi tertawaan para begundal. Tory menyuruh Pedro untuk menyumpal mulut Danny
dan menyeretnya ke kamar sebelah. Pedro langsung bertelanjang melepas cawatnya
sendiri yang dekil dan pesing untuk di sumpalkan pada mulut Danny. Tentu saja
Danny jadi gelagapan panik menerima perlakuan kotor Pedro itu. Tetapi mana dapat
ia melawan dengan kaki dan tangannya yang masih terikat erat-erat.
Dan
Tory juga langsung bertelanjang melepas cawatnya. Dia sumpalkan cawatnya yang
sama dekilnya ke mulut Lia yang langsung berkelojotan karena jijik dan ingin
muntah. Tetapi sia-sia pula. Dan akhirnya tanpa daya pasangan D & L ini
menjadi tawanan Pedro dan Tory. Dan tanpa terhindarkan, Danny maupun Lia
dihadapkan pada pemandangan yang selama ini dianggapnya sangat tabu. Kedua orang
ini menyaksikan kontol lelaki lain, kontol Pedro dan Tory yang telah ngaceng
berat. Kontol-kontol mereka yang nampak tegak dan kaku itu sungguh luar biasa.
Mengingatkan pada pisang tanduk di sepanjang jalan Bogor. Besar dan panjangnya
tak kurang dari 20 cm dengan garis tengah sekitar 4,5 cm.
Bagi seorang
wanita semacam Lia, kontol sebesar itu membuat khayalannya langsung melayang.
Lia membayangkan bagaimana rasa pedih dan sakitnya apabila kontol itu dipaksakan
menembus memeknya yang masih perawan. Akankah hal itu akan terjadi pada dirinya
yang hingga kini bahkan suaminya pun belum pernah benar-benar menjamah memeknya
itu? Akankah Pedro dan Tory mendahului Danny sebagai pemilik yang sah atas
vaginanya secara bergiliran memaksakan kontol-kontol mereka itu menembus
memeknya? Lia sangat takut dan merasa ngeri dengan pikirannya yang mengkhayal
sejauh itu. Dia menggigil kemudian menutup matanya.
Sementara itu bagi
Danny, melihat Pedro dan Tory yang memiliki kontol sebesar dan sepanjang itu
rasa percaya dirinya langsung runtuh. Dia bayangkan apabila istrinya sempat
mereka paksa untuk menerima kontol mereka, dan pada akhirnya Lia mendapatkan
kenikmatan serta kepuasan dengan kontol-kontol sebesar itu, dapat dipastikan dia
tidak mungkin mampu mengungguli Pedro maupun Tory. Dan di belakang hari dapat
dipastikan Lia tidak akan pernah puas berhubungan seks dengan dirinya. Lia akan
dengan sebelah mata saja melayani dia sebagai suaminya.
Danny sangat
terpukul. Membayangkan istrinya Lia mendesah serta merintih mendapatkan
kenikmatan birahi dari Tory dan Pedro. Hatinya langsung ciut.
'Yo, ambil
minuman itu lagi. Kita buat mereka lebih galak lagi', terdengar Tory menyuruh
Pedro.
Kata-kata Tory itu menjadi pikiran Danny maupun Lia. Minuman apa itu?
Bikin galak lagi? Apakah hal itu yang membuat mereka demikian panas birahinya
saat memasuki peraduan setelah makan malam tadi? Mungkinkah Pedro dan Tory
memasukkan obat perangsang seks pada makan malam mereka tadi?
Tak lama
kemudian Pedro balik dengan sebotol cairan berwarna kuning bening. Pertama-tama
pada Danny. Tangan Tory memegangi kepala dan membuka sumpal mulut Danny yang
langsung panik ketakutan. Kemudian Pedro menjejalkan mulut botol ke mulut Danny
dan memaksakan untuk minum. Ketika Danny berusaha menolak dengan cara
memalingkan wajahnya, Tory memeganginya dan membekap hidungnya. Karena tersedak
Danny terpaksa menelan cairan dari botol itu. Dia merasakan asin dan pesing.
Jangan-jangan air kencing mereka ini. Dengan cara yang sama cairan itu juga
dijejalkan pula pada mulut Lia.
'Nahh, bapak dan ibu, jangan khawatir..
Itu adalah minuman demi kesehatan Pak Danny yang tampan dan Bu Lia yang
jelita.., sebentar lagi bapak dan ibu pasti akan semakin segar, ha, ha, ha..'.
Beberapa saat kemudian, pasangan D & L merasakan dunia seakan
berputar-putar. Pandangan matanya mengabur. Jantungnya berdegup lebih kencang.
Lia merasakan darahnya memanas. Dan gambaran kontol-kontol Pedro serta Tory yang
luar biasa itu mendekat.
Dia merasakan seakan-akan ujung-ujung kontol
mereka menyentuh gerbang bibir vaginanya. Dia merasakan rangsangan birahi yang
hebat, seperti halnya saat kontol Danny suaminya menyentuh vaginanya. Sementara
itu Danny juga merasakan darahnya yang memanas. Nafsu birahinya meledak-ledak.
Ingin rasanya menjilati selangkangan Lia istrinya yang saat ini terbuka
memamerkan nonoknya di atas ranjang pengantinnya. Ingin rasanya dapat secepatnya
terbebas dari para begundal itu untuk kemudian melanjutkan apa yang tadi telah
hampir dilakukannya, kontolnya menembus memek istrinya.
'Lemparkan Danny
ke kamar sebelah'.
Si Pedro kembali melaksanakan perintah Tory. Dengan
mulutnya yang kembali tersumpal cawat Pedro dan perasaannya yang mabuk dan ingin
muntah akibat minuman yang dijejalkan tadi, Danny diseret ke kamar sebelah.
Kemudian pintunya dikunci. Danny sangat penasaran, kesal dan marah. Semula dia
berharap dapat tetap sekamar dengan istrinya. Setidak-tidaknya matanya masih
dapat menikmati tubuh bugil istrinya yang terikat di ranjang, sehingga ledakan
birahinya yang kini melanda nafsunya dapat sedikit tersalurkan.
Di lain
pihak Lia yang ditinggalkan suaminya tak dapat menghindarkan pandangannya pada
kontol Pedro dan Tory yang nampak sedemikian besar dan panjangnya. Batang
kontol-kontol yang dikelilingi urat-urat itu semakin nampak perkasa. Kepala
helmnya yang yang tumpul membulat berkilatan kena cahaya lampu kamar. Lia
sendiri belum pernah menyaksikan secara langsung kontol lelaki dewasa seperti
yang dilihatnya sekarang ini. Dia hanya ingat bahwa pernah melihat kontol-kontol
sebesar itu dari VCD porno yang disaksikan ramai-ramai bersama teman-temannya
pada saat jam istirahat di kantor.
Sewaktu vaginanya siap ditembus
kontol Danny dia hanya merasakan ujung kontol yang hangat merangsang bibir-bibir
vaginanya. Dia ingat betapa nikmatnya saat birahinya menjadi demikian memuncak
yang disebabkan ujung kontol Danny itu. Dia merasakan keinginannya yang sangat
kuat agar Danny secepatnya menembus kemaluannya. Bibir vaginanya sangat kehausan
untuk melahap batang kontol Danny.
Bersambung . . . . .
Tiada ulasan:
Catat Ulasan